Kenaikan Harga BBM Non Subsidi Mulai 1 Desember 2025: Dampak dan Daftar Harga Terbaru

Viralkan Berita
0

Mulai 1 Desember 2025, PT Pertamina (Persero) telah menaikkan harga BBM non subsidi di seluruh Indonesia. Kenaikan ini mencakup jenis bahan bakar seperti Pertamax, Pertamax Turbo, dan Dexlite, sementara harga BBM subsidi seperti Pertalite tetap stabil di Rp 10.000 per liter. Penyesuaian ini dilakukan berdasarkan regulasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, yang mempertimbangkan fluktuasi harga minyak dunia.

Alasan di Balik Kenaikan Harga BBM Non Subsidi

Penyesuaian harga BBM non subsidi ini bukanlah hal baru di Indonesia. Oleh karena itu, Pertamina secara berkala mengevaluasi harga berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 245.K/MG.01/MEM.M/2022. Regulasi ini mengatur formula harga dasar untuk bahan bakar nonsubsidi yang dijual di stasiun pengisian bahan bakar umum. Faktor utama yang mempengaruhi adalah kenaikan harga minyak mentah global dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Selain itu, kondisi ekonomi dunia pasca-pandemi dan ketegangan geopolitik telah mendorong harga minyak naik. Menurut analisis dari sumber terpercaya, kenaikan ini mencapai Rp 500 hingga Rp 800 per liter untuk berbagai jenis BBM. Namun, pemerintah memastikan bahwa subsidi untuk BBM jenis Pertalite dan Solar tetap dipertahankan untuk melindungi daya beli masyarakat berpenghasilan rendah.

kenaikan harga bbm non subsidi pertamina 2025


Dari perspektif ahli energi, kenaikan harga BBM seperti ini sebenarnya bertujuan untuk mendorong efisiensi penggunaan energi. Misalnya, dengan harga yang lebih tinggi, konsumen mungkin beralih ke kendaraan listrik atau transportasi umum, yang pada akhirnya mengurangi ketergantungan pada impor minyak.

Daftar Harga BBM Terbaru dari Pertamina dan Operator Lain

Berikut adalah daftar harga BBM terbaru yang berlaku mulai 1 Desember 2025, khususnya di wilayah Jabodetabek. Harga ini dapat sedikit berbeda di provinsi lain karena faktor distribusi dan pajak daerah.

  • Pertamax (RON 92): Rp 12.750 per liter (naik dari Rp 12.200, kenaikan Rp 550).
  • Pertamax Green 95: Rp 13.500 per liter (naik dari Rp 13.000, kenaikan Rp 500).
  • Pertamax Turbo (RON 98): Rp 13.750 per liter (naik dari Rp 13.100, kenaikan Rp 650).
  • Dexlite (CN 51): Rp 14.700 per liter (naik dari Rp 13.900, kenaikan Rp 800).
  • Pertamina Dex (CN 53): Rp 15.000 per liter (naik dari Rp 14.200, kenaikan Rp 800).

Sementara itu, harga BBM subsidi tidak berubah:

  • Pertalite: Rp 10.000 per liter.
  • Biosolar: Rp 6.800 per liter.

Tidak hanya Pertamina, operator lain seperti Shell, BP AKR, dan Vivo juga menyesuaikan harga mereka. Contohnya:

  • Shell Super: Rp 13.000 per liter (naik dari Rp 12.680).
  • BP 92: Rp 13.000 per liter (naik dari Rp 12.680).
  • Vivo Revvo 92: Rp 13.000 per liter (naik dari Rp 12.680).

Di sisi lain, harga di daerah seperti Sulawesi Selatan mungkin lebih tinggi, mencapai Rp 13.350 untuk Pertamax, tergantung lokasi. Oleh karena itu, konsumen disarankan memeriksa harga di SPBU terdekat melalui aplikasi resmi Pertamina.

Dampak Kenaikan Harga BBM terhadap Masyarakat dan Ekonomi

Kenaikan harga BBM non subsidi ini tentu memengaruhi berbagai sektor. Akibatnya, biaya transportasi bagi pengguna kendaraan pribadi akan meningkat, terutama bagi mereka yang bergantung pada Pertamax atau Dexlite. Menurut perkiraan ekonom, kenaikan ini bisa menambah inflasi sebesar 0,1-0,2 persen jika tidak diimbangi dengan kebijakan pendukung.

Namun, dampaknya lebih terasa pada kelas menengah ke atas, karena BBM nonsubsidi biasanya digunakan oleh mobil mewah atau truk komersial. Selain itu, sektor logistik mungkin mengalami peningkatan biaya operasional, yang berpotensi menaikkan harga barang konsumsi sehari-hari seperti makanan dan bahan pokok.

Dari sudut pandang positif, kenaikan harga BBM ini bisa mendorong transisi energi hijau. Misalnya, pemerintah telah mendorong penggunaan Pertamax Green yang mengandung bioetanol, meskipun harganya juga naik. Oleh karena itu, ini menjadi momentum bagi masyarakat untuk mempertimbangkan alternatif seperti kendaraan listrik, yang subsidi pembeliannya sedang digalakkan oleh pemerintah.

Baca juga: Panduan Lengkap Harga Kendaraan Listrik di Indonesia untuk informasi lebih lanjut tentang opsi ramah lingkungan.

Analisis Lebih Dalam: Mengapa Harga BBM Sering Berubah?

Harga BBM di Indonesia, khususnya jenis nonsubsidi, sering mengalami fluktuasi karena dipengaruhi pasar global. Di sisi lain, pemerintah berupaya menjaga stabilitas melalui subsidi, tetapi untuk nonsubsidi, harga mengikuti mekanisme pasar. Analisis dari pakar ekonomi menunjukkan bahwa sejak 2015, Pertamina telah melakukan penyesuaian bulanan untuk menjaga keseimbangan keuangan perusahaan.

Akibatnya, konsumen perlu lebih bijak dalam pengeluaran. Misalnya, dengan memilih BBM yang sesuai kebutuhan kendaraan, seperti Pertalite Pertamina untuk mobil harian, atau beralih ke transportasi publik. Selain itu, kenaikan ini juga mencerminkan tantangan energi nasional, di mana Indonesia masih mengimpor sebagian besar minyaknya.

Dalam konteks lebih luas, kenaikan harga BBM ini bisa menjadi katalisator untuk reformasi energi. Pakar lingkungan menyarankan agar pemerintah mempercepat pengembangan energi terbarukan, seperti biofuel atau tenaga surya, untuk mengurangi ketergantungan pada fosil.

Baca juga: Strategi Pemerintah dalam Mengelola Subsidi BBM untuk pemahaman lebih mendalam tentang kebijakan energi.

FAQ: Pertanyaan Umum tentang Kenaikan Harga BBM Non Subsidi

Berikut adalah beberapa pertanyaan umum yang sering dicari masyarakat terkait kenaikan harga BBM ini, beserta jawaban singkatnya:

  1. Apa saja jenis BBM yang mengalami kenaikan harga mulai 1 Desember 2025? Kenaikan hanya berlaku untuk BBM non subsidi seperti Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamax Green, Dexlite, dan Pertamina Dex. Harga Pertalite Pertamina tetap Rp 10.000 per liter.
  2. Mengapa harga BBM non subsidi naik? Penyesuaian dilakukan berdasarkan regulasi ESDM yang mempertimbangkan harga minyak dunia dan nilai tukar mata uang. Ini untuk menjaga keseimbangan pasar.
  3. Apakah harga BBM subsidi seperti Pertalite ikut naik? Tidak, harga Pertalite dan Biosolar tetap stabil untuk melindungi masyarakat.
  4. Bagaimana dampak kenaikan ini terhadap harga barang sehari-hari? Bisa menaikkan biaya transportasi dan logistik, yang berpotensi memengaruhi inflasi ringan, terutama pada barang impor.
  5. Di mana saya bisa cek harga BBM terbaru di daerah saya? Gunakan aplikasi MyPertamina atau situs resmi Pertamina untuk informasi real-time berdasarkan lokasi.
  6. Apakah operator lain seperti Shell juga menaikkan harga? Ya, Shell, BP, dan Vivo juga menyesuaikan harga mereka serupa dengan Pertamina, dengan kenaikan hingga Rp 840 per liter untuk jenis tertentu.

Dengan informasi ini, diharapkan masyarakat dapat lebih siap menghadapi perubahan harga BBM. Tetap pantau update resmi untuk menghindari informasi palsu.

  • Newer

    Kenaikan Harga BBM Non Subsidi Mulai 1 Desember 2025: Dampak dan Daftar Harga Terbaru

Post a Comment

0 Comments

Post a Comment (0)
3/related/default